Junho

Junho
2PM

Senin, 03 Oktober 2011

Model Kebijakan Luar Negeri Indonesia Era SBY

Devi Nurjayanti
151090016/B
Hubungan Internasional
Analisa Politik Luar Negeri

·         Jelaskan analisis Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia era SBY!

Menurut saya, kebijakan politik luar negeri Indonesia era SBY menggunakan Model Rasional. Dimana menurut model tersebut asumsi dasar model rasional yaitu bahwa negara-negara dapat dianggap sebagai actor yang berupaya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan mereka berdasarkan kalkulasi rational di dalam kancah politik global. Di dalam perspektif strategi, pola umum dari kesinambungan dan perubahan politik luar negeri dijelaskan berdasarkan tujuan-tujuan strategis para pembuat keputusan.
Beberapa faktor utama yang memepngaruhi proses perumusan startegi kebijakan luar negeri suatu negara-bangsa, yaitu: struktur sistem Internasional, persepsi elit,  strategi negara-bangsa lain, dan kapabilitas yang dimilki oleh negara tersebut. Keempat faktor ini menentukan corak interaksi antar negara dalam perspektif startegi yang meliputi leadership strategy, confrontatition strategy, accommodative strategi, dan concordance strategy.
Dalam paper ini saya akan menerangan tentang model Rasional berdasar perspektif Concordance strategy. Concordance strategy merupakan suatu kepentingan yang saling menguntungkan. Namun, menyadari bahwa kapabilitasnya relatif lebih rendah daripada negara A, maka para pembuat keputusan negara B akan berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan  negara A dengan cara menghindari pembuatan kebijakan luar negeri yang dapat menimbulkan konflik dengan negara A, dan negara B akan bertingkah laku selaras dengan initiatif-initiatif negara A. Sementara  itu, di dalam atmosfir  confrontation strategy, negara-bangsa A akan mencoba untuk
mempertajam isu-isu yang mengandung konflik kepentingan dengan negara B, dan memaksa negara B untuk memodifikasi posisinya melalui pengakuan terhadap superioritas kapabilitas negara A. Di lain pihak, dengan adanya pengakuan negara B terhadap superirotas kapabilitas negara A, maka diharapkan  negara B akan mencoba untuk membuat strategi penyesuaian-penyesuaian (accommodation strategy) untuk menghindari konflik, meskipun  ada kemungkinan di waktu depan negara B akan menerapkan strategi konfrontasi (confrontation strategy) ketika kapabilitas negara B meningkat.
Saya dapat berpendapat sedemikian, karena menurut saya era SBY lebih menekan kebijakan luar negerinya dengan menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama intemasional bagi kesejahteraan rakyat. Seperti contoh, dalam bidang ekonomi, diplomasi Indonesia diarahkan pada usaha memanfaatkan  peluang dan mengatasi tantangan yang timbul dari arus globalisasi untuk kepentingan pembangunan nasional, mengembangkan perluasan akses pasar untuk meningkatkan ekspor nonmigas, mengupayakan meningkatnya arus investasi asing dan kerjasama keuangan, serta mengembangkan kerjasama teknik dan jasa ekonomi dalam mendukung upaya pembangunan dan pemulihan ekonomi nasional. Pelaksanaannya telah dilakukan secara sinergis melalui pendekatan global, regional, intra-regional, dan bilateral. Contohnya, Indonesia melakukan solidaritas  di Asia. Sambil terus meningkatkan kerjasama regional Asia Timur, seperti negara--negara ASEAN, RRC, Jepang, dan Korea Selatan sebagai komponen utamanya, lndonesia hendaknya tetap menciptakan sebanyak mungkin teman dan menghindari munculnya lawan.
Dalam bidang politik, Indonesia melaksanakan diplomasi  dengan menjauhi sikap konfrontatif dan melaksanakan peranan aktif dalam diplomasi preventif serta penyelesaian konflik, dalam  hal ini citra Indonesia di mata masyarakat internasional  perlu segera dipulihkan kembali karena berkaitan erat dengan kapasitas Indonesia untuk berperan aktif dalam percaturan internasional serta menjamin arus investasi ke Indonesia. Seperti yang telah dilakukan Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Community,  dan menjadi mediator dalam konflik Thailand-Kamboja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar