Junho

Junho
2PM

Kamis, 01 Desember 2011

Catatan II : Deskripsi Umum Hubungan Indonesia - Kawasan Amerika Latin

EKONOMI
      Profil Perekonomian Amerika Latin
      Perkembangan perekonomian kawasan Amerika Latin merupakan potensi bagi peningkatan kerjasama antara Indonesia dengan kawasan tersebut, khususnya di bidang perdagangan. Pertumbuhan perekonomian kawasan Amerika Latin terus mengalami peningkatan selama dekade 1990-an hingga mencapai puncaknya pada tahun 2004 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1%. Sejak saat itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Amerika Latin selalu dalam kondisi stabil dengan nilai di atas 4%. Kawasan Amerika Latin memiliki penduduk sebanyak 542,5 juta jiwa (2008) dengan total GDP sebesar USD 3,93 trilliun (2009, Bank Dunia) dan GDP rata-rata per kapita USD 6.941 (2009, Bank Dunia).
      Perekonomian kawasan Amerika Latin umumnya mengandalkan sumber cadangan minyak, seperti yang terdapat di Venezuela, Argentina, Kolombia, Chile, Peru, and Ekuador. Gas alam umumnya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. Di samping sumber daya migas, kawasan ini juga memiliki sumber daya mineral seperti biji besi (Chile, Brasil, Guiana Perancis), tembaga (Chile, Peru), mangan (Bolivia), emas (Brasil) dan bauksit (Guyana, Suriname). Di sektor pertanian, kawasan ini memiliki potensi ekspor produk pertanian, antara lain kopi, pisang, gula, tembakau, dan gandum. Argentina dan Brasil juga memiliki potensi di bidang industri peternakan dan produksi daging.
      Kawasan Karibia miliki potensi perekonomian a.l. pada sektor pariwisata (hampir di semua negara), jasa keuangan (Bahamas, Jamaika), minyak dan gas bumi (Trinidad & Tobago), pertambangan mineral seperti nikel dan bijih besi (St. Vincent & the Grenadines), industri mesin, jasa konstruksi, semen, kimia, bioteknologi/biofarmasi, tembakau, dan pupuk (Kuba).
      Kawasan Amerika Latin memiliki pasar terbuka terhadap perdagangan internasional. Tarif impor yang diberlakukan beragam di masing-masing negara, sesuai dengan kepentingan dan kebijakan ekonomi negara setempat. Terdapat sejumlah peraturan di bidang perdagangan yang secara spesifik melindungi perekonomian nasional, seperti persyaratan pendaftaran sertifikasi tertentu untuk jenis produk antara lain farmasi, produk makanan, pertanaian, dan peternakan.
      Sistem pembayaran yang digunakan negara-negara Amerika Latin untuk kegiatan ekspor-impor umumnya adalah Letter of Credit (L/C). Selain itu, digunakan pula telex transferopen account (rekening terbuka), collection draftbill of exchange, dan consignment.
      Hubungan Dagang Indonesia-Amerika Latin (Anggota FEALAC)
      Pada tiga tahun terakhir, angka perdagangan antara Indonesia dan negara-negara Amerika Latin anggota FEALAC menunjukkan peningkatan. Volume perdagangan pada tahun 2007 sebesar USD 3.366.720.300, lalu meningkat  lebih dari 40% di tahun 2008 menjadi USD 4.776.320.200. Di tahun 2009, total perdagangan RI-Amerika Latin sempat menurun sekitar 9% menjadi USD 4.343.960.200. Secara umum, neraca perdagangan RI-Amerika Latin dari tahun ke tahun memperlihatkan perkembangan positif bagi Indonesia, meskipun sempat sedikit melemah sebanyak USD 432.360.000 pada tahun 2009 (dibandingkan dengan tahun 2008). Dari keseluruhan negara Amerika Latin anggota FEALAC, Brazil menyumbang volume perdagangan yang terbesar dengan Indonesia, yaitu USD 1.975.363.800 (2009).
      Adapun produk ekspor Indonesia ke kawasan tersebut antara lain coklat, minyak kelapa sawit, batubara, bahan dan produk kimia, bahan makanan dan bumbu masak, glassware karet dan produk karet, benang serat artifisial dan simple polyster, serat polyster bertekstur, tekstil dan garmen (pakaian jadi), sepatu, peralatan plastik, furniture, peralatan rumah tangga, komponen elektronik, peralatan komputer, dan alat musik. Produk-produk Indonesia yang juga memiliki potensi antara lain handicraft dan suvenir, bahan bangunan, alat kesehatan, aksesoris, dan suku cadang mobil.
      Sedangkan produk impor Indonesia dari negara-negara kawasan tersebut adalah pasta kimia/pulp, bahan kimia, soda, sulfat, bahan tambang, biji besi, produk aluminium, inox tube,blank coin, katoda tembaga, chasis motor diesel, bahan makanan, gula batu, ekstrak kacang kedelai, buah segar, tembakau, kapas, katun, kulit sapi, dan tepung ikan.
      Di bidang investasi, Indonesia memiliki sumber daya yang potensinya perlu dipromosikan bagi penanaman modal asing, termasuk dari kawasan Amerika Latin. Sebaliknya, terdapat pula peluang investasi Indonesia di bidang perkebunan kelapa sawit (Peru) dan industri perkayuan (Suriname). Hingga saat ini terdapat Persetujuan mengenai Peningkatan dan Perlindungan Atas Penanaman Modal (P4M) antara Indonesia dan Argentina, Chile, Jamaika, Kuba, dan Suriname. Namun demikian, kerjasama investasi Indonesia dan negara-negara di kawasan Amerika Latin belum menunjukan nilai yang signifikan. Brazil adalah investor Amerika Latin terbesar di Indonesia melalui PT INCO. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia terbesar di kawasan Amerika Latin adalah di Brazil dalam bidang pulp dan tembakau.


      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar